Kamis, 27 Agustus 2015

"Beauty Talk with Jennifer Jasmin Bachdim" yang didukung juga oleh TheBodyShop



Kamis, 20 Agustus 2015

Restoran Decanter Jakarta, Plaza Kuningan, Menara Utara, Ground Fl. Jl. HR Rasuna Said, Jakarta 



Hari ini saya terpilih dalam mengikuti Clozetters Meet Up. Saya sangat excited, karena saya lagi belajar tentang make up. Saya biasanya belajar make dari youtube. tapi di Clozetters Meet Up saya bisa melihat secara langsung cara make up yang benar dari Iman Pulungan dari make up artis The Body Shop Indonesia. honestly saya juga sangat senang bisa bertemu dengan salah satu beauty blogger favorit saya Jennifer Bachdim.








The Body Shop ada launching 2 produk baru. Yaitu: Moisture White Shiso Overnight Triple Boost Serum and Moisture White Bright Compact Foundation SPF 25 PA+++


Acara awal dimulai dari make up demo dari Iman Pulungan dan Jennifer Bachdim sebagai model yang akan di make up. Di sini Bapak Iman juga mengajarkan ada 3 poin dalam relaxation massage.

Pak Iman sedang mengaplikasikan Moisture White Bright Compact Foundation SPF 25 PA+++ pada Jennifer Bachdim . Compact Foundation terbarunya ini jg dilengkapi dengan highlighter yang sangat praktis!
Berikut 3 poin relaxation massage:
1. Di antara alis mata
  • Gunakan jari manis untuk menemukan titik syaraf pada sudut alis bagian dalam.
  • Pijat ke arah atas untuk menstimulasi titik syaraf
2. Daerah pelipis
  • Tekan bagian pelipis dengan gerakan memutar menggunakan jari tengah dan telunjuk.
3. Sepanjang garis senyum. 

  • Berikan pijitan pada garis senyum di atas mulut menggunakan jari manis.
  • Buat gerakan memutar ke arah bawah tanpa menarik kulit.
Setelah acara demo make dari Pak Iman, inilah waktunya Beauty Talk with Jennifer Bachdim. Di sini dia mengajarkan cara mengambil foto dengan angle yang baik sesuai dengan cahaya. 

Untuk melihat kerjasama dari tiap tim juga diadakan pembagiaan kelompok dan lomba make up antar tiap kelompok. Kelompok yang menang akan mendapatkan hadiah dari The Body Shop Indonesia.







Clozette juga banyak mengadakan kuis kuis disela-sela acaranya. Ada kuis seputar pertanyaan mengenai demo make up dari Pak Iman, kuis dari instagram, lomba make up team.

Clozetters Meet Up tidak hanya membahas tentang make up, tapi di sini saya juga mendapatkan teman-teman baru yang mempunyai hobby sama dengan saya. Btw saya menjadi salah satu pemenang di Clozetters Meet Up yang Kuis dari instagram. 


I'm having fun at Clozetters Meet Up

THANK YOU





Rabu, 27 Agustus 2014

love is difficult, but ....


Tidak ada sesuatu hal pun yang bisa membuat jantung seseorang berdebar melainkan sebuah cinta yang membuatnya berdebar akan dirinya dengan orang lain.

Mengabadikan Cinta Melalui Surat Cinta (Heloise dan Abelard)


KATA-KATA tertulis membekukan momen-momen cinta; bergejolak penuh harap atau menyerah kalah. Ketika penyair Roma, Ovid, menjalani masa pembuangan di Tomis, Laut Hitam, karena dianggap membahayakan moral bangsa Roma, surat cintanya bagi istri ketiganya penuh nada penyesalan dan kerinduan:
“Semoga Tuhan mengizinkanku kembali melihatmu. Jika itu terjadi, aku akan mencium kedua pipimu; dan memeluk tubuhmu yang menjadi kurus sambil berkata, “ini semua akibat kegelisahan, yang aku sebabkan,” serta menangis tersedu-sedu mengingat kembali semua kesedihanku langsung di hadapanmu…”
Surat Ovid tersebut kelak menjadi bagian dari kumpulan puisinya, Tristia (Kesedihan), yang dipublikasikan tahun 8 Masehi. Dia meninggal sembilan tahun kemudian tanpa bersua lagi dengan sang istri.
Pengabdian sekaligus pengorbanan adalah isi surat cinta Abelard dan Heloise di Prancis pada abad ke-12. Peter Abelard, seorang intelektual berusia 37 tahun di bidang filosofi dan teologi, jatuh hati dengan seorang gadis 19 tahun bernama Heloise. Selain terpaut jarak usia, cinta mereka juga terhalang karier Abelard di Gereja Katolik yang mengharuskannya selibat. Ketika dia hamil, Heloise sempat menolak ajakan Abelard untuk menikah kendati akhirnya setuju dengan tetap merahasiakan pernikahan mereka. Ketika rahasia ini terungkap, sejumlah tukang pukul sewaan paman Heloise, seorang petinggi Katedral Notre Dame, menciderai Abelard. Tak kuasa menanggung malu, Abelard memutuskan menjadi biarawan dan mengajak Heloise mengikuti jejaknya. 
Lebih dari sepuluh tahun kemudian mereka kembali berhubungan lewat surat. Kali ini Abelard meminta Heloise mengalihkan cintanya kepada Tuhan, meski mereka sama-sama tak bahagia dengan kehidupan biara. Heloise berusaha mengikuti keinginan Abelard walau bertentangan dengan isi hatinya.
Surat Abelard kepada Heloise: “Melupakan, dalam hal cinta, adalah suatu upaya penebusan dosa yang setimpal dan tersulit…“
Surat Heloise kepada Abelard: “Engkau akan selalu mendapatkanku siap mengikutimu. Aku akan lebih senang membaca surat-surat yang akan kau tulis mengenai manfaat nilai-nilai kebaikan daripada membaca surat-suratmu dulu yang penuh gairah meracuni.”
Selang tujuh kali bersuratan, Abelard meninggal dunia pada 1142 dan Heloise pada 1163. Terjemahan surat cinta mereka dalam bahasa Prancis dan Inggris terbit pada abad ke-17. Seorang penyair Inggris, Alexander Pope, menarasikan kegundahan Heloise dalam tiga surat balasannya kepada Abelard lewat puisi “Eloisa to Abelard” pada 1716.
Dalam artikel “Letter Writing and Vernacular Literacy in Sixteenth Century England”, Webster Newbold menyebutkan tiga manual penulisan surat, yang memuat teknis dan panduan menulis surat cinta, bagi masyarakat kalangan atas Inggris masa itu. Ketiga manual tersebut adalah The Enemy of Idleness (1568) oleh William Fullwood, A Panophy of Epistles (1576) oleh Abraham Fleming, dan The English Secretary (1586) oleh Angel Day.
Di antara ketiga manual, The English Secretary menurut Newbold memuat panduan surat cinta paling menarik. Panduan ini dimulai dengan parameter relasi lelaki dan perempuan, “…surat dengan kelembutan dari seorang lelaki kepada perempuan.” Lalu Angel Day menengahkan dua skenario surat cinta. Pertama, sang lelaki memohon, sang perempuan merespon dan diakhiri dengan jawaban sang lelaki. Kedua, sang lelaki menyatakan cinta dan sang perempuan menjawab.
Day juga mengingatkan bahwa menulis surat cinta, seperti halnya interaksi sosial lainnya, mewajibkan si penulis mengikuti tata krama sesuai status penerima surat. “Jika seseorang menulis dengan kalimat-kalimat tinggi, maka sebaiknya objek cintanya seorang yang pantas menerimanya, dari segi keturunan, pendidikan, maupun kondisi lain.”
Namun ekspresi cinta melalui surat tak hanya milik kalangan berpendidikan yang membaca manual. Dalam bukunya The Pen and The People: English Letters Writers 1660-1880, Susan Whyman mengulas sejumlah dokumen surat-menyurat kaum awam di Inggris dan menyimpulkan kehadiran kantor pos sebagai salah satu faktor penyebarluasan kebiasaan menulis surat pada berbagai lapisan masyarakat. Kantor pos di Inggris, yang berawal pada 1635, berkembang dari sistem pengantaran surat oleh tukang pos dengan kereta kuda pada 1784.
Perkembangan alat-alat menulis pun mempengaruhi kebiasaan menulis surat. Jika pada masa Ovid surat cinta ditulis dalam panel kayu dengan lapisan lilin, sejak abad ke-16 perkembangan teknologi dan akses akan kertas mendukung kebiasaan menulis surat. Tradisi membubuhkan minyak wangi pada tinta, mengikatkan pita, membubuhkan minyak wangi pada lembar kertas, serta menempel lilin penyegel amplop menjadi tak terpisahkan dari kebiasaan menulis surat cinta pada abad ke-18-19 di Eropa. 
Ungkapan cinta dalam surat juga tak selalu berawal dari sang lelaki, atau antara lelaki dan perempuan, sesuai standar berbagai manual penulisan surat.
“Aku tidak akan hidup. Aku seorang perempuan yang janggal dan aku takkan mampu mempertahankan hidup ini… Bawalah aku bersamamu, aku tak akan mengganggumu. Aku akan tidur sepanjang hari. Di sore hari engkau dapat mengizinkanku ke teater; dan pada malam hari engkau dapat melakukan apapun yang kau mau denganku,” tulis sosialita penghibur Marie Duplessis kepada komposer Hungaria, Franz Liszt dalam Grandes Horizontales oleh Virginia Rounding. 
Duplessis, yang kecantikan dan ketenarannya mengilhami Alexandre Dumas menulis Lady of the Camellias,sedang sekarat akibat tuberkulosis ketika menyurati Liszt pada 1845. Dia meninggal setahun kemudian, tanpa kehadiran Liszt yang berjanji untuk berada di sisinya. 
Hubungan sesama pria pada masa itu juga terekam lewat surat cinta, termasuk antara penulis Oscar Wilde dan Lord Alfred Douglas atau Bosie.
“London adalah sebuah gurun tanpa langkah kakimu yang anggun… kuberikan semua cintaku –sekarang dan selamanya, selalu dan dengan pengabdian– namun aku kehilangan kata mengungkapkan bagaimana aku mencintaimu. Tertanda, Oscar.”
Hubungan cinta mereka membuat ayah Bosie, Marques of Queensberry, murka. Ketegangan antara Marquess dan Wilde memuncak dengan proses pengadilan bagi Wilde atas tuduhan sodomi dan tindakan homoseksual yang berujung hukuman penjara selama dua tahun bagi sang penulis (1895-1897). Wilde meninggal dunia tiga tahun kemudian setelah bebas.
“Tak dapat dipungkiri, ada kaitan erat antara hukuman penjara dan kematiannya yang prematur. Namun, kondisi Oscar memburuk bukan karena dipenjara, melainkan karena kesempatan menulis dan bersuaranya dirampas,” ujar Merlin Holland, cucu Wilde, dalam wawancara dengan The Telegraph, 30 Mei 2009. Surat-surat Oscar kepada Bosie kini menjadi bagian dari arsip British Literary Manuscripts Online circa 1660-1900.
Ahli etiket Amerika awal abad ke-20, Emily Post menulis tiga bagian khusus tentang panduan surat-menyurat bagi lelaki dan perempuan dalam bukunya Etiquette in Society, in Business, in Politics and at Home pada 1922.
“Jika kamu bertunangan, tentu kamu sebaiknya menulis surat cinta –ini adalah salah satu hal terindah yang dapat kamu lakukan. Namun hindari menulis dalam bahasa ‘bayi’ atau hal-hal bodoh lainnya yang hanya akan membuatmu merasa dungu jika surat tersebut jatuh ke tangan orang asing,” demikian salah satu anjurannya.
Dalam berkorespondensi, Post menyarankan tak menulis dengan pensil (“kecuali jika kamu menulis untuk sanak saudara di dalam kereta atau tak berhasil mencari tinta atau sakit hingga harus berbaring”); berhati-hati menggunakan garis bawah dan P.S.; serta tak menebarkan kata-kata asing dalam teks surat kecuali tak ada padanan kata (“selain tak menunjukan keunggulan, penggunaan kata-kata asing membuktikan ketakpedulianmu terhadap bahasa sendiri).
  • Menulis surat cinta kini seolah menjadi peninggalan waktu. Komunikasi email, IM, ponsel menggerus kebiasaan menulis surat cinta. Tanpa surat cinta, lenyap pula dokumentasi keindahan perjalanan emosi manusia. Sifat instan teknologi mempersingkat cara manusia berinteraksi, sehingga tak mampu merekam segala nuansa perasaan layaknya selembar surat.

Shi Sang Ci You Mama Hau

Kisah Sedih Yang Sangat Menyentuh Hati Seorang Anak

 Alkisah, ada sepasang kekasih yang saling mencintai. Sang pria berasal dari
keluarga kaya, dan merupakan orang yang terpandang di kota tersebut.
Sedangkan sang wanita adalah seorang yatim piatu, hidup serba
kekurangan, tetapi cantik, lemah lembut, dan baik hati. Kelebihan inilah
yang membuat sang pria jatuh hati.

Sang wanita hamil di luar nikah. Sang pria lalu mengajaknya menikah, dengan
membawa sang wanita ke rumahnya. Seperti yang sudah mereka duga, orang tua
sang pria tidak menyukai wanita tsb. Sebagai orang yang
terpandang di kota tsb, latar belakang wanita tsb akan merusak reputasi
keluarga. Sebaliknya, mereka bahkan telah mencarikan jodoh yang sepadan
untuk anaknya. Sang pria berusaha menyakinkan orang tuanya, bahwa ia sudah
menetapkan keputusannya, apapun resikonya bagi dia.
Sang wanita merasa tak berdaya, tetapi sang pria menyakinkan wanita tsb
bahwa tidak ada yang bisa memisahkan mereka. Sang pria terus berargumen
dengan orang tuanya, bahkan membantah perkataan orangtuanya, sesuatu yang
belum pernah dilakukannya selama hidupnya (di zaman dulu, umumnya seorang
anak sangat tunduk pada orang tuanya).

Sebulan telah berlalu, sang pria gagal untuk membujuk orang tuanya agar
menerima calon istrinya. Sang orang tua juga stress karena gagal membujuk
anak satu-satunya, agar berpisah dengan wanita tsb, yang menurut
mereka akan sangat merugikan masa depannya.

Sang pria akhirnya menetapkan pilihan untuk kawin lari. Ia memutuskan untuk
meninggalkan semuanya demi sang kekasih. Waktu keberangkatan pun
ditetapkan, tetapi rupanya rencana ini diketahui oleh orang tua sang pria.
Maka ketika saatnya tiba, sang ortu mengunci anaknya di dalam kamar dan
dijaga ketat oleh para bawahan di rumahnya yang besar.

Sebagai gantinya, kedua orang tua datang ke tempat yang telah ditentukan
sepasang kekasih tsb untuk melarikan diri. Sang wanita sangat terkejut
dengan kedatangan ayah dan ibu sang pria… Mereka kemudian memohon
pengertian dari sang wanita, agar meninggalkan anak mereka satu-satunya.

Menurut mereka, dengan perbedaan status sosial yang sangat besar,
perkawinan mereka hanya akan menjadi gunjingan seluruh penduduk kota,
reputasi anaknya akan tercemar, orang2 tidak akan menghormatinya lagi.
Akibatnya, bisnis yang akan diwariskan kepada anak mereka akan bangkrut
secara perlahan2.

Mereka bahkan memberikan uang dalam jumlah banyak, dengan permohonan agar
wanita tsb meninggalkan kota ini, tidak bertemu dengan anaknya lagi, dan
menggugurkan kandungannya. Uang tsb dapat digunakan untuk membiayai
hidupnya di tempat lain.

Sang wanita menangis tersedu-sedu. Dalam hati kecilnya, ia sadar bahwa
perbedaan status sosial yang sangat jauh, akan menimbulkan banyak kesulitan
bagi kekasihnya. Akhirnya, ia setuju untuk meninggalkan kota ini,
tetapi menolak untuk menerima uang tsb. Ia mencintai sang pria, bukan
uangnya. Walaupun ia sepenuhnya sadar, jalan hidupnya ke depan akan sangat
sulit?.

Ibu sang pria kembali memohon kepada wanita tsb untuk meninggalkan sepucuk
surat kepada mereka, yang menyatakan bahwa ia memilih berpisah dengan sang
pria. Ibu sang pria kuatir anaknya akan terus mencari
kekasihnya, dan tidak mau meneruskan usaha orang tuanya. ‘Walaupun ia kelak
bukan suamimu, bukankah Anda ingin melihatnya sebagai seseorang yang
berhasil? Ini adalah untuk kebaikan kalian berdua’, kata sang ibu.

Dengan berat hati, sang wanita menulis surat . Ia menjelaskan bahwa ia sudah
memutuskan untuk pergi meninggalkan sang pria. Ia sadar bahwa keberadaannya
hanya akan merugikan sang pria. Ia minta maaf karena telah melanggar janji
setia mereka berdua, bahwa mereka akan selalu bersama dalam menghadapi
penolakan2 akibat perbedaan status sosial mereka. Ia tidak kuat lagi
menahan penderitaan ini, dan memutuskan untuk berpisah.

Tetesan air mata sang wanita tampak membasahi surat tersebut.

Sang wanita yang malang tsb tampak tidak punya pilihan lain. Ia terjebak
antara moral dan cintanya. Sang wanita segera meninggalkan kota itu,
sendirian. Ia menuju sebuah desa yang lebih terpencil. Disana, ia
bertekad untuk melahirkan dan membesarkan anaknya.

==========0000000000==============

Tiga tahun telah berlalu. Ternyata wanita tersebut telah menjadi seorang
ibu. Anaknya seorang laki2. Sang ibu bekerja keras siang dan malam, untuk
membiayai kehidupan mereka. Di pagi dan siang hari, ia bekerja di sebuah
industri rumah tangga, malamnya, ia menyuci pakaian2 tetangga dan menyulam
sesuai dengan pesanan pelanggan. Kebanyakan ia melakukan semua pekerjaan
ini sambil menggendong anak di punggungnya.

 Walaupun ia cukup berpendidikan, ia menyadari bahwa pekerjaan lain tidak
memungkinkan, karena ia harus berada di sisi anaknya setiap saat. Tetapi
sang ibu tidak pernah mengeluh dengan pekerjaannya…

 Di usia tiga tahun, suatu saat, sang anak tiba2 sakit keras. Demamnya
sangat tinggi. Ia segera dibawa ke rumah sakit setempat. Anak tsb harus
menginap di rumah sakit selama beberapa hari. Biaya pengobatan telah
menguras habis seluruh tabungan dari hasil kerja kerasnya selama ini, dan
itupun belum cukup. Ibu tsb akhirnya juga meminjam ke sana-sini, kepada
siapapun yang bermurah hati untuk memberikan pinjaman.

Saat diperbolehkan pulang, sang dokter menyarankan untuk membuat sup
ramuan, untuk mempercepat kesembuhan putranya. Ramuan tsb terdiri dari
obat2 herbal dan daging sapi untuk dikukus bersama. Tetapi
sang ibu hanya mampu membeli obat2 herbal tsb, ia tidak punya uang
sepeserpun lagi untuk membeli daging. Untuk meminjam lagi, rasanya tak
mungkin, karena ia telah berutang kepada semua orang yang ia kenal, dan
belum terbayar.

Ketika di rumah, sang ibu menangis. Ia tidak tahu harus berbuat apa, untuk
mendapatkan daging. Toko daging di desa tsb telah menolak permintaannya,
untuk bayar di akhir bulan saat gajian.

 Diantara tangisannya, ia tiba2 mendapatkan ide. Ia mencari alkohol yang ada
di rumahnya, sebilah pisau dapur, dan sepotong kain. Setelah pisau dapur
dibersihkan dengan alkohol, sang ibu nekad mengambil sekerat daging dari
pahanya. Agar tidak membangunkan anaknya yang sedang tidur, ia mengikat
mulutnya dengan sepotong kain… Darah berhamburan. Sang ibu tengah berjuang
mengambil dagingnya sendiri, sambil berusaha tidak
mengeluarkan suara kesakitan yang teramat sangat?..

Hujan lebatpun turun. Lebatnya hujan menyebabkan rintihan kesakitan sang
ibu tidak terdengar oleh para tetangga, terutama oleh anaknya sendiri.
Tampaknya langit juga tersentuh dengan pengorbanan yang
sedang dilakukan oleh sang ibu ………… .

==========0000000000==============

Enam tahun telah berlalu, anaknya tumbuh menjadi seorang anak yang tampan,
cerdas, dan berbudi pekerti. Ia juga sangat sayang ibunya… Di hari minggu,
mereka sering pergi ke taman di desa tersebut, bermain
bersama, dan bersama2 menyanyikan lagu ‘Shi Sang Chi You Mama Hau’
(terjemahannya ‘Di Dunia ini, hanya ibu seorang yang baik’).

Sang anak juga sudah sekolah. Sang ibu sekarang bekerja sebagai penjaga
toko, karena ia sudah bisa meninggalkan anaknya di siang hari.

Hari2 mereka lewatkan dengan kebersamaan, penuh kebahagiaan. Sang anak
terkadang memaksa ibunya, agar ia bisa membantu ibunya menyuci di malam
hari. Ia tahu ibunya masih menyuci di malam hari, karena perlu tambahan
biaya untuk sekolahnya. Ia memang seorang anak yang cerdas.

 Ia juga tahu, bulan depan adalah hari ulang tahun ibunya. Ia berniat
membelikan sebuah jam tangan, yang sangat didambakan ibunya selama ini.
Ibunya pernah mencobanya di sebuah toko, tetapi segera menolak setelah
pemilik toko menyebutkan harganya. Jam tangan itu sederhana, tidak terlalu
mewah, tetapi bagi mereka, itu terlalu mahal. Masih banyak keperluan lain
yang perlu dibiayai.

 Sang anak segera pergi ke toko tsb, yang tidak jauh dari rumahnya. Ia
meminta kepada kakek pemilik toko agar menyimpan jam tangan tsb, karena ia
akan membelinya bulan depan. ‘Apakah kamu punya uang?’
tanya sang pemilik toko. ‘Tidak sekarang, nanti saya akan punya’, kata sang
anak dengan serius..

Ternyata, bulan depan sang anak benar2 muncul untuk membeli jam tangan tsb.
Sang kakek juga terkejut, kiranya sang anak hanya main2.

Ketika menyerahkan uangnya, sang kakek bertanya ‘Dari mana kamu mendapatkan
uang itu? Bukan mencuri kan ?’. ‘Saya tidak mencuri, kakek…

 Hari ini adalah hari ulang tahun ibuku. Saya biasanya naik becak pulang
pergi ke sekolah. Selama sebulan ini, saya berjalan kaki saat pulang dari
sekolah ke rumah, uang jajan dan uang becaknya saya simpan untuk beli jam
ini. Kakiku sakit, tapi ini semua untuk ibuku.. O ya, jangan beritahu ibuku
tentang hal ini. Ia akan marah’ kata sang anak. Sang pemilik toko tampak
kagum pada anak tsb.

 Seperti biasanya, sang ibu pulang dari kerja di sore hari. Sang anak segera
memberikan ucapan selamat pada ibu, dan menyerahkan jam tangan tsb. Sang
ibu terkejut bercampur haru, ia bangga dengan anaknya. Jam
tangan ini memang adalah impiannya.. Tetapi sang ibu tiba2 tersadar, dari
mana uang untuk membeli jam tsb. Sang anak tutup mulut, tidak mau menjawab.

 ‘Apakah kamu mencuri, Nak?’ Sang anak diam seribu bahasa, ia tidak ingin
ibu mengetahui bagaimana ia mengumpulkan uang tersebut.

Setelah ditanya berkali2 tanpa jawaban, sang ibu menyimpulkan bahwa anaknya
telah mencuri. ‘Walaupun kita miskin, kita tidak boleh mencuri. Bukankah
ibu sudah mengajari kamu tentang hal ini?’ kata sang ibu.

Lalu ibu mengambil rotan dan mulai memukul anaknya. Biarpun ibu sayang pada
anaknya, ia harus mendidik anaknya sejak kecil. Sang anak menangis,
sedangkan air mata sang ibu mengalir keluar. Hatinya begitu
perih, karena ia sedang memukul belahan hatinya. Tetapi ia harus
melakukannya, demi kebaikan anaknya.

Suara tangisan sang anak terdengar keluar. Para tetangga menuju ke rumah
tsb heran, dan kemudian prihatin setelah mengetahui kejadiannya. ‘Ia
sebenarnya anak yang baik’, kata salah satu tetangganya.

Kebetulan sekali, sang pemilik toko sedang berkunjung ke rumah salah satu
tetangganya yang merupakan familinya.

Ketika ia keluar melihat ke rumah itu, ia segera mengenal anak itu. Ketika
mengetahui persoalannya, ia segera menghampiri ibu itu untuk menjelaskan.
Tetapi tiba2 sang anak berlari ke arah pemilik toko, memohon
agar jangan menceritakan yang sebenarnya pada ibunya. ‘Nak, ketahuilah, anak yang baik tidak boleh berbohong, dan tidak boleh
menyembunyikan sesuatu dari ibunya’. Sang anak mengikuti nasehat kakek itu.
Maka kakek itu mulai menceritakan bagaimana sang anak
tiba2 muncul di tokonya sebulan yang lalu, memintanya untuk menyimpan jam
tangan tsb, dan sebulan kemudian akan membelinya. Anak itu muncul siang
tadi di tokonya, katanya hari ini adalah hari ulang tahun ibunya. Ia juga
menceritakan bagaimana sang anak berjalan kaki dari sekolahnya pulang ke
rumah dan tidak jajan di sekolah selama sebulan ini, untuk mengumpulkan
uang membeli jam tangan kesukaan ibunya.

Tampak sang kakek meneteskan air mata saat selesai menjelaskan hal tsb,
begitu pula dengan tetangganya. Sang ibu segera memeluk anak kesayangannya,
keduanya menangis dengan tersedu-sedu.’Maafkan saya, Nak.’

‘Tidak Bu, saya yang bersalah’………….. ..

===========000=================

Sementara itu, ternyata ayah dari sang anak sudah menikah, tetapi istrinya
mandul. Mereka tidak punya anak. Sang ortu sangat sedih akan hal ini,
karena tidak akan ada yang mewarisi usaha mereka kelak.

Ketika sang ibu dan anaknya berjalan2 ke kota, dalam sebuah kesempatan,
mereka bertemu dengan sang ayah dan istrinya. Sang ayah baru menyadari
bahwa sebenarnya ia sudah punya anak dari darah dagingnya
sendiri. Ia mengajak mereka berkunjung ke rumahnya, bersedia menanggung
semua biaya hidup mereka, tetapi sang ibu menolak. Kami bisa hidup dengan
baik tanpa bantuanmu.

Berita ini segera diketahui oleh orang tua sang pria. Mereka begitu ingin
melihat cucunya, tetapi sang ibu tidak mau mengizinkan.

===========000==================

Di pertengahan tahun, penyakit sang anak kembali kambuh. Dokter mengatakan
bahwa penyakit sang anak butuh operasi dan perawatan yang konsisten. Kalau
kambuh lagi, akan membahayakan jiwanya.

Keuangan sang ibu sudah agak membaik, dibandingkan sebelumnya. Tetapi biaya
medis tidaklah murah, ia tidak sanggup membiayainya.

Sang ibu kembali berpikir keras. Tetapi ia tidak menemukan solusi yang
tepat. Satu2nya jalan keluar adalah menyerahkan anaknya kepada sang ayah,
karena sang ayahlah yang mampu membiayai perawatannya.

Maka di hari Minggu ini, sang ibu kembali mengajak anaknya berkeliling
kota , bermain2 di taman kesukaan mereka. Mereka gembira sekali, menyanyikan
lagu ‘Shi Sang Chi You Mama Hau’, lagu kesayangan
mereka. Untuk sejenak, sang ibu melupakan semua penderitaannya, ia hanyut
dalam kegembiraan bersama sang anak.

Sepulang ke rumah, ibu menjelaskan keadaannya pada sang anak. Sang anak
menolak untuk tinggal bersama ayahnya, karena ia hanya ingin dengan ibu.
‘Tetapi ibu tidak mampu membiayai perawatan kamu, Nak’ kata
ibu.. ‘Tidak apa2 Bu, saya tidak perlu dirawat. Saya sudah sehat, bila bisa
bersama2 dengan ibu. Bila sudah besar nanti, saya akan cari banyak uang
untuk biaya perawatan saya dan untuk ibu. Nanti, ibu tidak perlu bekerja
lagi, Bu’, kata sang anak. Tetapi ibu memaksa akan berkunjung ke rumah sang
ayah, keesokan harinya. Penyakitnya memang bisa kambuh setiap saat.

Disana ia diperkenalkan dengan kakek dan neneknya. Keduanya sangat senang
melihat anak imut tersebut. Ketika ibunya hendak pulang, sang anak meronta2
ingin ikut pulang dengan ibunya. Walaupun diberikan
mainan kesukaan sang anak, yang tidak pernah ia peroleh saat bersama
ibunya, sang anak menolak. ‘Saya ingin Ibu, saya tidak mau mainan itu’,
teriak sang anak dengan nada yang polos. Dengan hati sedih dan menangis,
sang ibu berkata ‘Nak, kamu harus dengar nasehat ibu. Tinggallah di sini.
Ayah, kakek dan nenek akan bermain bersamamu.’ ‘Tidak, aku tidak mau
mereka. Saya hanya mau ibu, saya sayang ibu, bukankah ibu juga sayang saya?
Ibu sekarang tidak mau saya lagi’, sang anak mulai menangis.

Bujukan demi bujukan ibunya untuk tinggal di rumah besar tsb tidak
didengarkan anak kecil tsb. Sang anak menangis tersedu2 ‘Kalau ibu sayang
padaku, bawalah saya pergi, Bu’. Sampai pada akhirnya, ibunya
memaksa dengan mengatakan ‘Benar, ibu tidak sayang kamu lagi. Tinggallah
disini’, ibunya segera lari keluar meninggalkan rumah tsb. Tampak anaknya
meronta2 dengan ledakan tangis yang memilukan.

Di rumah, sang ibu kembali meratapi nasibnya. Tangisannya begitu menyayat
hati, ia telah berpisah dengan anaknya. Ia tidak diperbolehkan menjenguk
anaknya, tetapi mereka berjanji akan merawat anaknya dengan
baik. Diantara isak tangisnya, ia tidak menemukan arti hidup ini lagi. Ia
telah kehilangan satu2nya alasan untuk hidup, anaknya tercinta.

Kemudian ibu yang malang itu mengambil pisau dapur untuk memotong urat
nadinya. Tetapi saat akan dilakukan, ia sadar bahwa anaknya mungkin tidak
akan diperlakukan dengan baik. Tidak, ia harus hidup untuk
mengetahui bahwa anaknya diperlakukan dengan baik. Segera, niat bunuh diri
itu dibatalkan, demi anaknya juga………. ..

============000=========

Setahun berlalu. Sang ibu telah pindah ke tempat lain, mendapatkan kerja
yang lebih baik lagi. Sang anak telah sehat, walaupun tetap menjalani
perawatan medis secara rutin setiap bulan.

Seperti biasa, sang anak ingat akan hari ulang tahun ibunya.

Uang pun dapat ia peroleh dengan mudah, tanpa perlu bersusah payah
mengumpulkannya. Maka, pada hari tsb, sepulang dari sekolah, ia tidak
pulang ke rumah, ia segera naik bus menuju ke desa tempat tinggal ibunya,
yang memakan waktu beberapa jam. Sang anak telah mempersiapkan setangkai
bunga, sepucuk surat yang menyatakan ia setiap hari merindukan ibu, sebuah
kartu ucapan selamat ulang tahun, dan nilai ujian yang sangat bagus. Ia
akan memberikan semuanya untuk ibu.

Sang anak berlari riang gembira melewati gang-gang kecil menuju rumahnya.
Tetapi ketika sampai di rumah, ia mendapati rumah ini telah kosong.
Tetangga mengatakan ibunya telah pindah, dan tidak ada yang tahu
kemana ibunya pergi. Sang anak tidak tahu harus berbuat apa, ia duduk di
depan rumah tsb, menangis ‘Ibu benar2 tidak menginginkan saya lagi.’

Sementara itu, keluarga sang ayah begitu cemas, ketika sang anak sudah
terlambat pulang ke rumah selama lebih dari 3 jam. Guru sekolah mengatakan
semuanya sudah pulang. Semua tempat sudah dicari, tetapi tidak ada kabar.

Mereka panik. Sang ayah menelpon ibunya, yang juga sangat terkejut. Polisi
pun dihubungi untuk melaporkan anak hilang.

Ketika sang ibu sedang berpikir keras, tiba2 ia teringat sesuatu. Hari ini
adalah hari ulang tahunnya. Ia terlalu sibuk sampai melupakannya. Anaknya
mungkin pulang ke rumah.. Maka sang ayah dan sang ibu segera naik mobil
menuju rumah tsb. Sayangnya, mereka hanya menemukan kartu ulang tahun,
setangkai bunga, nilai ujian yang bagus, dan sepucuk surat anaknya. Sang
ibu tidak mampu menahan tangisannya, saat membaca tulisan2 imut anaknya
dalam surat itu.

Hari mulai gelap. Mereka sibuk mencari di sekitar desa tsb, tanpa
mendapatkan petunjuk apapun. Sang ibu semakin resah. Kemudian sang ibu
membakar dupa, berlutut di hadapan altar Dewi Kuan Im, sambil menangis ia
memohon agar bisa menemukan anaknya.

Seperti mendapat petunjuk, sang ibu tiba2 ingat bahwa ia dan anaknya pernah
pergi ke sebuah kuil Kuan Im di desa tsb. Ibunya pernah berkata, bahwa bila
kamu memerlukan pertolongan, mohonlah kepada Dewi Kuan Im yang welas asih..
Dewi Kuan Im pasti akan menolongmu, jika niat kamu baik.

Ibunya memprediksikan bahwa anaknya mungkin pergi ke kuil tsb untuk memohon
agar bisa bertemu dengan dirinya.

Benar saja, ternyata sang anak berada di sana . Tetapi ia pingsan, demamnya
tinggi sekali. Sang ayah segera menggendong anaknya untuk dilarikan ke
rumah sakit. Saat menuruni tangga kuil, sang ibu terjatuh dari tangga, dan
berguling2 jatuh ke bawah………. ..

============000==============

Sepuluh tahun sudah berlalu. Kini sang anak sudah memasuki bangku kuliah.
Ia sering beradu mulut dengan ayah, mengenai persoalan ibunya. Sejak jatuh
dari tangga, ibunya tidak pernah ditemukan. Sang anak
telah banyak menghabiskan uang untuk mencari ibunya kemana2, tetapi
hasilnya nihil.

Siang itu, seperti biasa sehabis kuliah, sang anak berjalan bersama dengan
teman wanitanya. Mereka tampak serasi. Saat melaju dengan mobil, di
persimpangan sebuah jalan, ia melihat seorang wanita tua yang sedang
mengemis. Ibu tsb terlihat kumuh, dan tampak memakai tongkat. Ia tidak
pernah melihat wanita itu sebelumnya. Wajahnya kumal, dan ia tampak
berkomat-kamit.

Di dorong rasa ingin tahu, ia menghentikan mobilnya, dan turun bersama
pacar untuk menghampiri pengemis tua itu. Ternyata sang pengemis tua sambil
mengacungkan kaleng kosong untuk minta sedekah, ia berucap dengan lemah
‘Dimanakah anakku? Apakah kalian melihat anakku?’

Sang anak merasa mengenal wanita tua itu. Tanpa disadari, ia segera
menyanyikan lagu ‘Shi Sang Ci You Mama Hau’ dengan suara perlahan, tak
disangka sang pengemis tua ikut menyanyikannya dengan suara lemah. Mereka
berdua menyanyi bersama. Ia segera mengenal suara ibunya yang selalu
menyanyikan lagu tsb saat ia kecil, sang anak segera memeluk pengemis tua
itu dan berteriak dengan haru ‘Ibu? Ini saya ibu’.

Sang pengemis tua itu terkejut, ia meraba2 muka sang anak, lalu bertanya,
‘Apakah kamu ??..(nama anak itu)?’ ‘Benar bu, saya adalah anak ibu?’.

Keduanya pun berpelukan dengan erat, air mata keduanya berbaur membasahi
bumi …………… .

Karena jatuh dari tangga, sang ibu yang terbentur kepalanya menjadi hilang
ingatan, tetapi ia setiap hari selama sepuluh tahun terus mencari anaknya,
tanpa peduli dengan keadaaan dirinya. Sebagian orang menganggapnya sebagai
orang gila

Jumat, 06 Juni 2014

TUGAS KOMUNIKASI ORGANISASI DAN KELOMPOK

NAMA                                                : FRANSVONNY
NIM                                                    : 915120112
JURUSAN                                          : ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS                                 : TARUMANAGARA
SEMESTER                                        : IV
MATA KULIAH                               : KOMUNIKASI ORGANISASI &      KELOMPOK
DOSEN PENGAMPU MATKUL     : DRA. LIDYA WATI EVALINA, MM

BAB I
PENDAHULUAN

1.1       Latar Belakang
Puji syukur atas Tuhan Yang Maha Esa karena berkat dan rahmatnya sehingga saya dapat melaksanakan tugas ini dengan lancar. Tugas ini merupakan tugas Ujian akhir Semester di mata kuliah Komunikasi Organisasi dan Kelompok.
Dalam era yang serba teknologi saat ini kemajuan industri sangatlah bertambah dari waktu ke waktu. Kemajuan yang dicapai oleh umat manusia baik itu di bidang social, informasi maupun bidang pendidikan.
Saya mengambil tema Iklim Komunikasi Organisasi”. Sesuai peminatan yang saya ambil di Fakultas Ilmu Komunikasi Tarumanagara (Fikom Untar) adalah Public Relation (PR).
           
1.2       Perumusan Permasalahan
Dalam penulisan laporan makalah ini, saya hanya akan memfokuskan pada  Iklim komunikasi organisasi. Sesuai dengan tema di atas, maka saya dapat merumuskan masalah penulisan sebagai berikut:
1.      Apa yang dimaksud dengan iklim komunikasi organisasi?
2.      Apa saja hambatan dan tantangannya?

1.3       Tujuan Penulisan
Tujuan saya membuat laporan wawancara ini adalah dengan maksud, sebagai berikut:
1.      Agar bisa mengetahui apa itu iklim komunikasi organisasi
2.      Memahami dan menguasai kegiatan wawancara.
3.      Mengetahui hal-hal yang bisa di aplikasikan dalam kehidupan.

1.4       Manfaat Penulisan
Manfaat penulisan bagi saya adalah sebagai berikut:
1.      Dengan adanya penulisan laporan wawancara dapat menyimpulkan    hasil wawancara dalam penyusunan laporan ini.
2.      Penulis dapat melatih diri supaya lebih trampil dalam menyusun laporan.

1.5       Sistematika penulisan
Untuk mempermudah pembaca dalam membaca laporan ini, maka saya         membuat sistematika penulisan atau penyusunan laporan wawancara dengan rincian sebagai berikut :

BAB I         PENDAHULUAN
1.1       Latar Belakang
1.2       Perumusan Masalah
1.3       Tujuan penulisan
1.4       Manfaat Penulisan
1.5       Sistematika Penulisan


BAB II       TEORI
2.1     Apa yang dimaksud iklim komunikasi organisasi dan kelompok.

BAB III      PEMBAHASAN
3.1              Iklim organisasi
3.2              Aspek-aspek iklim organisasi
3.3              Sifat iklim organisasi
3.4              Faktor-faktor yang mempengaruhi iklim organisasi
3.5              Hambatan komunikasi

BAB IV        PENUTUP
          4.1       Kesimpulan
            4.2       Saran

BAB II
TEORI

4.1              Iklim Organisasi dan Kelompok
Iklim Komunikasi Organisasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan suatu organisasi. Kepuasan komunikasi organisasi juga merupakan salah satu hal yang harus menjadi perhatian utama pihak organisasi, karena kepuasan komunikasi organisasi mempengaruhi perilaku orang-orang yang berada di dalam organisasi tersebut. sehingga nantinya organisasi dapat mengambil tindakan yang paling tepat untuk mengembangkan organisasi.
Iklim komunikasi organisasi terdiri dari persepsi-persepsi atas unsur-unsur organisasi dan pengaruh unsur-unsur tersebut terhadap komunikasi. Suatu iklim komunikasi berkembang dalam konteks organisasi.
Iklim komunikasi organisasi Terdiri dari persepsi-persepsi, suatu evaluasi makro mengenai peristiwa komunikasi, perilaku manusia, respons pegawai terhadap pegawai lainnya, harapan-harapan, konflik antar persona dan kesempatan bagi pertumbuhan dlm organisasi tersebut. 
Iklim komunikasi yang penuh rasa persaudaraan mendorong para anggota organisasi untuk berkomunikasi sercara terbuka, rileks, ramah dengan anggota yang lain. Sedangkan iklim komunikasi yang negatif menjadikan anggota tidak berani berkomunikasi secara terbuka dan penuh rasa persaudaraan.
Wayne Pace dan Brent Peterson Mengembangkan enam faktor besar yang mempengaruhi iklim komunikasi organisasi. Keenam faktor itu sbb:
a.       Kepercayaan : personel di semua tingkatan harus berusaha keras untuk mengembangkan dan mempertahankan hubungan yg didalamnya kepercayaan.
b.      Pembuatan keputusan bersama : para pegawai di semua tingkat harus diajak berkomunikasi dan berkonsultasi mengenai semua masalah dalam semua kebijakan organisasi.
c.       Kejujuran : suasana yang diliputi kejujuran dan keterusterangan harus mewarnai hub-hub dalam organisasi.
d.      Keterbukaan dalam komunikasi ke bawah: kemudahan memperoleh informasi yang berhubungan langsung dengan tugas mereka itu.
e.       Mendengarkan (listening dalam komunikasi) dalam komunikasi ke atas: personel harus mendengarkan saran-saran atau laporan-laporan secara berkesinambungan dan pikiran terbuka.
f.       Perhatian pada tujuan –tujuan berkinerja tinggi : personel di semua tingkatan dalam organisasi harus menunjukkan suatu komitmen terhadap tujuan berkinerja tinggi-produktivitas tinggi.

BAB III
 PEMBAHASAN

3.1.      Pengertian Iklim Organisasi
Stinger (Wirawan, 2007) mendefinisikan bahwa iklim organisasi sebagai koleksi dan pola lingkungan yang menentukan munculnya motivasi serta berfokus  pada persepsi-persepsi yang masuk akal atau dapat dinilai, sehingga mempunyai pengaruh langsung terhadap kinerja anggota organisasi.
Tagiuri dan Litwin mengatakan bahwa iklim organisasi merupakan kualitas lingkungan internal organisasi yang secara relatif terus berlangsung, dialami oleh anggota organisasi dan mempengaruhi perilaku mereka serta dapat dilukiskan dalam satu set karateristik atau sifat organisasi.
Luthans (Simamora, 2004) disebutkan bahwa iklim organisasi adalah lingkungan internal atau psikologi organisasi. Iklim organisasi mempengaruhi praktik dan kebijakan SDM yang diterima oleh anggota organisasi.
Perlu diketahui bahwa setiap organisasi akan memiliki iklim organisasi yang berbeda. Keanekaragaman pekerjaan yang dirancang di dalam organisasi, atau sifat individu yang ada akan menggambarkan perbedaan tersebut. Semua organisasi tentu memiliki strategi dalam memanajemen SDM.
Iklim organisasi yang terbuka memacu karyawan untuk mengutarakan kepentingan dan ketidakpuasan tanpa adanya rasa takut akan tindakan balasan dan perhatian. Ketidakpuasan seperti itu dapat ditangani dengan cara yang positif dan bijaksana. Iklim keterbukaan, bagaimanapun juga hanya tercipta jika semua anggota memiliki tingkat keyakinan yang tinggi dan mempercayai keadilan tindakan.
Iklim organisasi penting untuk diciptakan karena merupakan persepsi seseorang tentang apa yang diberikan oleh organisasi dan dijadikan dasar bagi penentuan tingkah laku anggota selanjutnya. Iklim ditentukan oleh seberapa baik anggota diarahkan, dibangun dan dihargai oleh organisasi. Batasan pengertian iklim organisasi itu bisa dilihat dalam dimensi iklim organisasi.
Steve Kelneer menyebutkan enam dimensi iklim organisasi sebagai berikut :
  • Flexibility conformity. Fleksibilitas dan comfomity merupakan kondisi organisasi yang untuk memberikan keleluasan bertindak bagi karyawan serta melakukan penyesuaian diri terhadap tugas-tugas yang diberikan. Hal ini berkaitan dengan aturan yang ditetapkan organisasi, kebijakan dan prosedur yang ada. Penerimaan terhadap ide-ide yang baru merupakan nilai pendukung di dalam mengembangkan iklim organisasi yang kondusif demi tercapainya tujuan organisasi.
  • Resposibility Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai pelaksanaan tugas organisasi yang diemban dengan rasa tanggung jawab atas hasil yang dicapai, karena mereka terlibat di dalam proses yang sedang berjalan.
  • Standards. Perasaan karyawan tentang kondisi organisasi dimana manajemen memberikan perhatian kepada pelaksanaan tugas dengan baik, tujuan yang telah ditentukan serta toleransi terhadap kesalahan atau hal-hal yang kurang sesuai atau kurang baik.
  • Reward. Hal ini berkaitan dengan perasaan karyawan tentang penghargaan dan pengakuan atas pekerjaan yang baik.
  • Clarity. Terkait dengan perasaan pegawai bahwa mereka mengetahui apa yang diharapkan dari mereka berkaitan dengan pekerjaan, peranan dan tujuan organisasi.
  • Tema Commitmen. Berkaitan dengan perasaan karyawan mengenai perasaan bangga mereka memiliki organisasi dan kesediaan untuk berusaha lebih saat dibutuhkan.

3.2.      Aspek-Aspek Iklim Organisasi
Stringer menyebutkan bahwa karakteristik atau dimensi iklim organisasi dapat mempengaruhi motivasi anggota organisasi untuk berperilaku tertentu. Ia juga mengatakan enam dimensi yang diperlukan, yaitu:
  • Struktur. Struktur merefleksikan perasaan bahwa karyawan diorganisasi dengan baik dan mempunyai definisi yang jelas mengenai peran dan tanggung jawab mereka. Meliputi posisi karyawan dalam perusahaan.
  • Standar-standar. Mengukur perasaan tekanan untuk memperbaiki kinerja dan derajat kebanggaan yang dimiliki karyawan dalam melakukan pekerjaannya dengan baik. Meliputi kondisi kerja yang dialami karyawan dalam perusahaan.
  • Tanggung jawab. Merefleksikan perasaan karyawan bahwa mereka menjadi “pimpinan diri sendiri” dan tidak pernah meminta pendapat mengenai keputusannya dari orang lain. Meliputi kemandirian dalam menyelesaikan pekerjaan.
  • Pengakuan. Perasaan karyawan diberi imbalan yang layak setelah menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Meliputi imbalan atau upah yang terima karyawan setelah menyelesaikan pekerjaan.
  • Dukungan. Merefleksikan perasaan karyawan mengenai kepercayaan dan saling mendukung yang berlaku dikelompok kerja. Meliputi hubungan dengan rekan kerja yang lain.
  • Komitmen. Merefleksikan perasaan kebanggaan dan komitmen sebagai anggota organisasi. Meliputi pemahaman karyawan mengenai tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan.

Menurut model Pines, iklim kerja sebuah organisasi dapat diukur melalui empat dimensi sebagai berikut :
  • Dimensi Psikologikal, yaitu meliputi variabel seperti beban kerja, kurang otonomi, kurang pemenuhan sendiri (self-fulfilment clershif), dan kurang inovasi.
  • Dimensi Struktural, yaitu meliputi variabel seperti fisik, bunyi dan tingkat keserasian antara keperluan kerja dan struktur fisik.
  • Dimensi Sosial, yaitu meliputi aspek interaksi dengan klien (dari segi kuantitas dan ciri-ciri permasalahannya), rekan sejawat (tingkat dukungan dan kerja sama), dan penyelia-penyelia (dukungan dan imbalan).
  • Dimensi Birokratik, yaitu meliputi Undang-undang dan peraturan-peraturan konflik peranan dan kekaburan peranan.

3.3.      Sifat Iklim Organisasi
Menurut Al-Shammri (1998), Slocum mengemukakan 4 sifat iklim organisasi, antara lain :
a.Iklim baik secara organisasi Individu maupun grup, secara keseluruhan bersifat psikologis dan persepsi, individu yaitu persepsi yang diperoleh oleh seluruh anggota dari satuan unit sosial.
b.Semua iklim adalah abstrak, Orang-orang biasanya memanfaatkan informasi tentang barang lain dan berbagai kegiatan yang terjadi dalam organisasi tersebut untuk membentuk suatu rangkuman persepsi mengenai iklim. Setelah itu digabungkan hasil dari pengamatan mereka dan pengalaman pribadi orang-orang lain untuk dibuat peta kognitif dari orang tersebut.
c.Iklim bersifat abstrak dan perceptual, Maka mereka memiliki prinsip-prinsip yang sama dengan persepsi seperti konsep psikologis yang lainnya. Ketika prinsip ini digunakan dalam pengamatan lingkungan kerja maka sebuah deskripsi yang bersifat multidimensi akan dihasilkan.
d.Iklim itu sendiri Disadari lebih deskriptif daripada evaluatif, jadi peneliti lebih banyak menanyakan apa yang mereka lihat dalam lingkungan kerja mereka pada seseorang dibandingkan menanyakan kepada mereka untuk menyatakan apakah itu baik atau buruk.
3.4.      Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Iklim Organisasi
Menurut Higgins (1994:477-478) ada empat prinsip faktor-faktor yang mempengaruhi iklim, yaitu
  • Manajer/pimpinan
Pada dasarnya setiap tindakan yang diambil oleh pimpinan atau manajer mempengaruhi iklim dalam beberapa hal, seperti aturan-aturan, kebijakan-kebijakan, dan prosedur-prosedur organisasi terutama masalah-masalah yang berhubungan dengan masalah personalia, distribusi imbalan, gaya komunikasi, cara-cara yang digunakan untuk memotivasi, teknik-teknik dan tindakan pendisiplinan, interaksi antara manajemen dan kelompok, interaksi antar kelompok, perhatian pada permasalahan yang dimiliki karyawan dari waktu ke waktu, serta kebutuhan akan kepuasan dan kesejahteraan karyawan.
  • Tingkah laku karyawan
Tingkah laku karyawan mempengaruhi iklim melalui kepribadian mereka, terutama kebutuhan mereka dan tindakan-tindakan yang mereka lakukan untuk memuaskan kebutuhan tersebut. Komunikasi karyawan memainkan bagian penting dalam membentuk iklim. Cara seseorang berkomunikasi menentukan tingkat sukses atau gagalnya hubungan antar manusia. Berdasarkan gaya normal seseorang dalam hidup atau mengatur sesuatu, dapat menambahnya menjadi iklim yang positif atau dapat juga menguranginya menjadi negatif.
  • Tingkah laku kelompok kerja
Terdapat kebutuhan tertentu pada kebanyakan orang dalam hal hubungan persahabatan, suatu kebutuhan yang seringkali dipuaskan oleh kelompok dalam organisasi. Kelompok-kelompok berkembang dalam organisasi dengan dua cara, yaitu secara formal, utamanya pada kelompok kerja; dan informal, sebagai kelompok persahabatan atau kesamaan minat.
  • Faktor eksternal organisasi
Sejumlah faktor eksternal organisasi mempengaruhi iklim pada organisasi tersebut. Keadaan ekonomi adalah faktor utama yang mempengaruhi iklim. Contohnya dalam perekonomian dengan inflasi yang tinggi, organisasi berada dalam tekanan untuk memberikan peningkatan keuntungan sekurang-kurangnya sama dengan tingkat inflasi. Seandainya pemerintah telah menetapkan aturan tentang pemberian upah dan harga yang dapat membatasi peningkatan keuntungan, karyawan mungkin menjadi tidak senang dan bisa keluar untuk mendapatkan pekerjaan pada perusahaan lain. Di lain pihak, ledakan ekonomi dapat mendorong penjualan dan memungkinkan setiap orang mendapatkan pekerjaan dan peningkatan keuntungan yang besar, sehingga hasilnya iklim menjadi lebih positif.

3.5       Hambatan
            HAMBATAN- HAMBATAN KOMUNIKASI
Komunikasi tidak efektif disebabkan berbagai hambatan manusiawi dan teknis:
1. Faktor-faktor hambatan dalam diri pribadi.
persepsi selektif, akan menolak atau salah mengartikan informasi yang tidak sesuai dengan anggapan-anggapan atau harapan-harapan yang secara emosional dibentuk sebelumnya.
perbedaan individu dalam ketrampilan Komunikasi.
2. Hambatan antar pribadi
kepercayaan:karakter pokok komunikasi adalah kepercayaan.
kredibilitas; kejujuran, keahlian, kemampuan, dinamisme, antuasiame
kesamaan pengirim-penerima
3. Hambatan organisasional
Status: Pada umumnya orang-orang lebih senang mengarahkan komunikasinya mereka ke individu-individu yang statusnya lebih tinggi.
Orang-orang dengan status tinggi pada umumnya lebih banyak berkomunikasi Satu dengan yang lain yang berstatus lebih rendah.
Orang denga status lebih tinggi pada umumnya lebih mendominasi pembicaraan dibanding orang-orang yang berstatus lebih rendah
                                        
BAB V
            PENUTUP

5.1            Kesimpulan
Berdasarkan penjelasan dari laporan ini, maka saya akan mengambil kesimpulan antara lain sebagai berikut :
  • Iklim komunikasi merupakan salah satu hal yang memegang peranan penting di dalam kehidupan suatu organisasi.
  • kualitas yang relatif abadi dari lingkungan internal organisasi yang dialami oleh anggota-anggotanya, mempengaruhi tingkah laku mereka serta dapat diuraikan dalam istilah nilai-nilai suatu set karakteristik tertentu dari lingkungan.
  • Iklim komunikasi organisasi merupakan fungsi kegiatan yang terdapat dalam organisasi untuk menunjukkan kepada anggota organisasi bahwa organisasi tersebut mempercayai mereka dan memberi mereka kebebasan dalam mengambil resiko.

5.2            Saran
Akhir dari penyusunan laporan ini, saya ingin memberikan saran-saran atau masukan yang mungkin berguna baik universitas, industri atau organisasi, maupun mahasiswa/i lainnya. Adapun saran yang akan saya sampaikan antara lain :
(1) Memberikan kepada karyawan keterangan yang mereka perlukan untuk melakukan sesuatu pekerjaan dengan baik;
(2) Memberikan kesempatan umpan balik secara teratur;
(3) Meminta masukan dari karyawan dan melibatkan mereka di dalam keputusan yang mempengaruhi pekerjaan mereka;
(4) Membuat saluran komunikasi yang mudah dipergunakan, sehingga karyawan dapat menggunakannya untuk mengutarakan pertanyaan/kehawatiran mereka dan memperoleh jawaban;
(5) Belajar dari para karyawan itu sendiri apa yang memotivasi mereka;
(6) Menghargai karyawan karena pekerjaan mereka yang baik secara umum;
(7) Terus menerus memelihara hubungan dengan karyawan yang dbawahi;
(8) Memberi selamat secara pribadi kepada karyawan yang melakukan pekerjaan dengan baik;
(9) Kenalilah kebutuhan-kebutuhan pribadi karyawan karena karyawan akan lebih terdorong untuk bekerja bagi perusahaan yang memperhatikan keperluan pribadinya;
(10) Menulis memo secara pribadi kepada karyawan tentang hasil kinerja mereka;
(11) Memastikan apakah karyawan mempunyai sarana kerja yang terbaik;
(12) Memberi karyawan satu pekerjaan yang baik untuk dikerjakan dan pimpinan harus memperlihatkan kepada karyawan bagaimana mereka dapat berkembang dan memberi kesempatan untuk mempelajari kemampuan-kemampuan baru;
(13) Membantu berkembangnya rasa “bermasyarakat” sehingga karyawan akan merasa betah di dalamnya;

Akhir kata saya mengucapkan terima kasih kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memudahkan saya dalam melakukan wawancara ini dan juga terima kasih kepada narasumber yang telah menyediakan waktu dalam wawancara ini.
                       
            Sumber pustaka:
Muhammad, Arni. Dr. (2005). Komunikasi Organisasi. Jakarta: Bumi Aksara.
Pace, R. Wayne dan Don F. Faules. (2005). Komunikasi Organisasi. Strategi Meningkatkan Kinerja Perusahaan. Alih bahasa: Deddy Mulyana, MA., PhD. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.